Sistem transportasi dengan sejumlah moda dapat dilihat dari 2 perspektif
konseptual yang berbeda, yakni:
- Jaringan transportasi intermoda. Sistem logistik yang terhubungkan
diantara 2 moda atau lebih. Setiap moda memiliki karakteristik
pelayanan yang secara umum memungkinkan barang (atau penumpang)
untuk berpindah diantara moda yang ada dalam satu perjalanan dari
asal ke tujuan.
- Jaringan transportasi multimoda. Suatu rangkaian dari moda-moda
transportasi yang menyediakan hubungan antara asal dan tujuan
perjalanan. Meskipun transportasi intermoda dapat dilakukan, namun
dalam perspektif ini bukanlah keharusan.
perbedaan konsep dalam kedua cara
pandang tersebut. Gambar kiri (multimoda) mendeskripsikan jaringan multimoda
konvensional point-to-point di mana asal perjalanan (A, B, dan C) dihubungkan
secara independent oleh moda transportasi (jalan dan rel) ke lokasi tujuan
perjalanan (D, E, dan F).
Sedangkan pada Gambar kanan (intermoda) dipresentasikan perspektif intermoda dalam
jaringan jalan multimoda. Lalu lintas dikumpulkan pada 2 titik transhipment,
yakni stasiun KA, di mana terjadi konsolidasi pergerakan penumpang/barang.
Ini bisa menghasilkan load-factor dan/atau frekuensi transportasi yang lebih
tinggi, khusunya diantara terminal. Dalam kondisi tertentu, efisiensi suatu
jaringan utamanya ditentukan oleh kapabilitas transhipment dari suatu
terminal.
Dalam perspektif transportasi nasional, jika diinginkan terjadinya
efisiensi, maka idealnya di masa datang dikembangkan jaringan transportasi
multimoda yang berkonsep kepada intermoda-transport.
1. Transportasi Multimoda
Sistem transportasi multimoda mengintegrasikan skala geografi yang
berbeda dari pelayanan transportasi dari global ke lokal. Dengan
mengembangkan prasarana transportasi setiap moda dan fasilitas intermoda,
maka suatu wilayah akan memiliki akses ke pasar internasional, untuk itu
sejumlah parameter dalam transportasi regional perlu ditansformasi atau
setidaknya dimodifikasi secara signifikan.
Gambar Pengaturan Hirarki Pergerakan dalam Sistem Transportasi Multi
Moda, (Sumber: Rodrigue and Comtoi
Gambar diatas merupakan regulasi pergerakan dari suatu koridor
dalam sistem transportasi multi moda yang terdiri dari suatu rangkaian
pusat/hub yang berkompetisi yang menyatukan jaringan transportasi lokal dan
regional.
Sesuai dengan skala geografinya, regulasi/pengaturan lalu lintas
dikoordinasikan pada tingkatan lokal oleh pusat distribusi, biasanya terdiri dari
satu terminal transportasi, atau ditingkat global oleh titik artikulasi yang terdiri
dari terminal-terminal transportasi utama yang memiliki fungsi intern-moda
maupun intermoda.
2. Transportasi Intermoda
Transportasi intermoda merupakan suatu
pergerakan barang atau penumpang yang melibatkan lebih dari satu moda
transportasi ketika melakukan satu perjalanan yang menerus.
Konsep Jaringan Transportasi Intermoda
Batasan intermoda dipengaruhi oleh faktor ruang, waktu, susunan, pola
jaringan, jumlah simpul dan ruas/lingkages, dan tipe atau karakteristik
dari kendaraan dan terminal.
Pengembangan transportasi intermoda umumnya didasarkan pada sejumlah
konsep berikut:
- Sifat alamiah dan kuantitas komoditi/penumpang yang dipindahkan
- Moda transportasi yang digunakan
- Asal tujuan perjalanan
- Waktu dan biaya perjalanan
- Nilai komoditas/penumpang dan frekuensi perjalanannya
Terdapat 4 (Empat) Definisi Fungsi Utama dalam transportasi intermoda
(Rodrigue and Comtois), yakni: - Komposisi. Pengumpulan dan konsolidasi barang/penumpang di
suatu terminal/simpul yang memungkinkan terjadinya interface
intermoda antara sistem distribusi lokal/regional dan sistem distribusi
nasional/internasional.
- Koneksi. Pengaliran barang/penumpang diantara minimal dua
terminal/simpul. Efisiensi koneksi ini umumnya diperoleh dari
economies of scale.
- Perpindahaan/Interchange. Proses perpindahan moda di suatu
terminal. Fungsi utama dari intermoda dilakukan di terminal/simpul
yang berperan menyediakan kontinuitas pergerakan dalam rantai
transportasi.
- Dekomposisi. Proses pemisahan/fragmentasi barang/penumpang di
terminal terdekat dari tujuan dan ditransfer ke dalam jaringan
distribusi lokal/regional.
Gambar Rantai Transportasi Intermoda (Rodrigue and Comtois)
Peran Moda dalam Sistem Transportasi Intermoda
Pada dasarnya, transportasi intermoda merupakan usaha untuk
meminimalkan biaya transportasi (waktu dan uang). Sudah sering diteliti
bahwa terdapat korelasi antara biaya transportasi, jarak perjalanan, dan
pemilihan jenis moda transportasi yang digunakan, di mana umumnya
moda jalan dipilih untuk jarak pendek, KA dipilih untuk jarak menengah,
dan moda laut/udara dipilih untuk jarak jauh.
Gambar Perbandingan Fungsi Biaya Transportasi Moda Jalan, Rel dan
Laut (Rodrigue and Comtois)
Gambar diatas merupakan ilustrasi perbandingan biaya transportasi
diantara moda jalan, rel KA, dan laut, dengan masing-masing memiliki
fungsi biaya C1, C2, dan C3. Moda jalan memiliki fungsi biaya transportasi
yang lebih rendah untuk jarak pendek, namun biayanya naik lebih cepat
dibandingkan moda rel dan laut seiring dengan bertambahnya jarak
perjalanan. Pada titik D1 akan lebih menguntungkan jika menggunakan
moda rel sampai mencapai titik D2, selebihnya akan lebih menguntungkan
jika menggunakan moda laut. Umumnya titik D1 berada pada jarak
perjalanan antara 500 – 750 km, sedangkan titik D2 berada pada jarak
perjalanan sekitar 1500 km.
Indikator Kinerja Sistem Transportasi Intermoda
Tujuan pengembangan suatu sistem transportasi secara generik selalu
diarahkan untuk meningkatkan efisiensi (minimize the cost) dan efektivitas
(maximize the benefit). Untuk dapat melakukan identifikasi mengenai kondisi/kinerja jaringan intermoda eksisting (benchmarking of performance)
dan menetapkan kinerja jaringan transportasi intermoda yang akan dituju
di masa datang (desired performance) diperlukan sejumlah indikator yang
dapat menggambarkan kinerja elemen transportasi intermoda (moda/link
dan terminal) secara komprehensif.
Efisiensi dalam transportasi intermoda membutuhkan moda/link dan
terminal/node yang menghasilkan total biaya supply seefisien mungkin.
Untuk mencapai kondisi tersebut, setiap elemen dalam pelayanan
transportasi intermoda (intermodal chain) harus mengunjukkan kinerja pada
level yang mampu menghasilkan output termaksimum pada biaya
terminimum.
Efisiensi kinerja terkait dengan seberapa baik sumber daya dipergunakan.
Sedangkan efektivitas kinerja terkait dengan seberapa baik tujuan dari
semua partisipan (shipper/ costumer/operator) dapat terakomodasi. Efisiensi
berada dalam konsep minimasi dan maksimasi, sedangkan efektivitas
terkait dengan pencapaian keinginan partisipan yang terlibat dalam
transportasi intermoda.
Ockwell (2001) mendefinisikan beberapa kategori indikator kinerja sistem
transportasi intermoda sebagai berikut:
- Biaya,
- Finansial (termasuk profitability),
- Waktu perjalanan (termasuk waktu transit, frekuensi pelayanan, dan
reliabilitas/ketepatan waktu pelayanan),
- Kualitas pelayanan (kontrol kehilangan dan kerusakan/ control of loss
and damage = L & D),
- Kemudahan penggunaan (termasuk administrasi, management aset,
dan sumber daya manusia),
Tabel Kerangka Analisis Kinerja Transportasi Intermoda
Komentar
Posting Komentar