Perkembangan AI di Teknik Sipil

Struktur Perkerasan Baru MDP 2017 + Suplemen #2

 


3. Menentukan Tipe Perkerasan 

Pemilihan jenis perkerasan akan bervariasi berdasarkan volume lalu lintas, umur rencana, dan kondisi fondasi jalan. Batasan pada Tabel 3.1 tidak mutlak, perencana harus mempertimbangkan biaya terendah selama umur rencana, keterbatasan dan kepraktisan pelaksanaan. Pemilihan alternatif desain berdasarkan manual ini harus didasarkan pada discounted lifecycle cost terendah.


4. Menentukan Segmen Tanah Dasar dengan Daya Dukung Seragam

Spesifikasi umum pelaksanaan menetapkan bahwa lapisan tanah yang lebih dalam dari 30 cm di bawah elevasi tanah dasar harus dipadatkan sampai 95% kepadatan kering maksimum. Hingga kedalaman 30 cm dari elevasi tanah dasar tanah dipadatkan hingga 100% kepadatan kering maksimum (SNI 03-1742-1989).

Untuk desain, daya dukung rencana tanah dasar diperoleh dari nilai CBR rendaman 4 hari pada 95% kepadatan standar kering maksimum. Bagan desain - 1 menunjukkan indikasi daya dukung berbagai jenis tanah. Nilai yang disajikan hanya digunakan sebagai acuan awal. Pengujian daya dukung harus dilakukan untuk mendapatkan nilai CBR yang sebenarnya. Bagan tersebut mengindikasikan bahwa kondisi setempat mempengaruhi daya dukung tanah dasar. Fakta tersebut harus dipertimbangkan apabila kondisi yang tidak mendukung tersebut ditemui di lapangan. 

Berdasarkan kriteria-kriteria pada bagan tersebut, tanah dasar yang lazim ditemui di Indonesia mempunyai nilai CBR sekitar 4% bahkan dapat serendah 2%.

Pengujian daya dukung dengan DCP tidak memberikan hasil dengan tingkat ketelitian yang sama dengan pengujian di laboratorium.

Nilai modulus tanah dasar yang diperoleh dari DCP harus disesuaikan dengan kondisi musim. Faktor penyesuian minimum ditunjukkan pada Tabel 6.1.

Nilai CBR desain = (CBR hasil pengujian DCP) x faktor penyesuaian.

Penentuan segmen tanah dasar yang seragam

Ruas jalan yang didesain harus dikelompokkan berdasarkan kesamaan segmen yang mewakili kondisi tanah dasar yang dapat dianggap seragam (tanpa perbedaan yang signifikan). Pengelompokan awal dapat dilakukan berdasarkan hasil kajian meja dan penyelidikan lapangan atas dasar kesamaan geologi, pedologi, kondisi drainase dan topografi, serta karakteristik geoteknik (seperti gradasi dan plastisitas).

Secara umum disarankan untuk menghindari pemilihan segmen seragam yang terlalu pendek. Jika nilai CBR yang diperoleh sangat bervariasi, pendesain harus membandingkan manfaat dan biaya antara pilihan membuat segmen seragam yang pendek berdasarkan variasi nilai CBR tersebut, atau membuat segmen yang lebih panjang berdasarkan nilai CBR yang lebih konservatif.

Hal penting lainnya yang harus diperhatikan adalah perlunya membedakan daya dukung rendah yang bersifat lokal (setempat) dengan daya dukung tanah dasar yang lebih umum (mewakili suatu lokasi). Tanah dasar lokal dengan daya dukung rendah biasanya dibuang dan diganti dengan material yang lebih baik atau ditangani secara khusus.

Dua metode perhitungan CBR karakteristik diuraikan sebagai berikut:

a) Metode distribusi normal standar

Jika tersedia cukup data yang valid (minimum 10 titik data uji per segmen yang seragam) rumus berikut ini dapat digunakan:

CBR karakteristik = CBR rata-rata – f x deviasi standar (6.1)

  • f = 1,645 (probabilitas 95%), untuk jalan tol atau jalan bebas hambatan.
  • f = 1,282 (probabilitas 90%) untuk jalan kolektor dan arteri.
  • f = 0.842 (probabilitas 80%), untuk jalan lokal dan jalan kecil.
  • Koefisien variasi (CV) maksimum dari data CBR untuk suatu segmen tidak lebih besar dari 25%. Koefisien variasi sampai dengan 30% masih boleh digunakan.

Apabila jumlah data per segmen kurang dari 10 maka nilai CBR terkecil dapat mewakili sebagai CBR segmen.

b) Metode persentil

Metode persentil menggunakan distribusi data nilai CBR pada segmen seragam yang dianggap terdistribusi secara normal. Nilai persentil ke “x” dari suatu kumpulan data membagi kumpulan data tersebut dalam dua bagian, yaitu bagian yang mengandung “x” persen data dan bagian yang mengandung (100 – x) persen data.

Nilai CBR yang dipilih adalah adalah nilai persentil ke 10 (10thpercentile) yang berarti 10% data segmen yang bersangkutan lebih kecil atau sama dengan nilai CBR pada persentil tersebut. Atau: 90% dari data CBR pada segmen seragam tersebut lebih besar atau sama dengan nilai CBR pada persentil tersebut.



5. Menentukan Struktur Fondasi Perkerasan




6. Menentukan Struktur Perkerasan 

Desain perkerasan berdasarkan beban lalu lintas rencana dan pertimbangan biaya terendah ditunjukan pada:
  • Bagan Desain - 3 Perkerasan Lentur,
  • Bagan Desain - 4 Perkerasan Kaku,
  • Bagan Desain - 5 Perkerasan Berbutir dengan Laburan,
  • Bagan Desain - 6 Perkerasan Tanah Semen, dan
  • Bagan Desain - 7 Perkerasan Berbutir dan Perkerasan Kerikil.

Bagan Desain 3 - MDP 2017

Pengalaman antara lain di Pantura menunjukkan bahwa dengan alat pemadat vibrating pad foot roller dengan berat, amplitudo dan ketebalan pad yang cukup maka pemadatan lapisan tunggal CTB hingga 300 mm adalah dimungkinkan. Dengan penambahan ketebalan CTB diharapkan akan dapat dilakukan pengoptimalan ketebalan lapisan beraspal. Hal ini kemudian dituangkan di dalam Spesifikasi Umum Untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan 2018.

Selain itu, perkerasan dengan CTB dengan kadar semen yang tepat dengan tebal lapis aspal beton tidak lebih dari 100 mm di beberapa daerah dilaporkan sebagai menunjukkan kinerja yang baik. 

Atas pertimbangan tersebut, diadakan perubahan dan penambahan terhadap Bagan Desain – 3 sebagai berikut:

  1. Varian ketebalan CTB 150 mm dipertahankan atas pertimbangan dapat dilaksanakan dengan alat pemadat yang normal digukanan pada pelaksanaan konstruksi perkerasan jalan.
  2. Ditambahkan varian ketebalan CTB 200; 250 dan 300 mm.
  3. Ketebalan lapis aspal beton di atas CTB tidak kurang dari 100 mm.
Dengan demikian bagan desain 3 berubah menjadi:

Bagan Desain 3 (1) dengan CTB 150 mm (2020) - Suplemen MDP


Bagan Desain 3 (2) dengan CTB 200 mm (2020) - Suplemen MDP


Bagan Desain 3 (3) dengan CTB 250 mm (2020) - Suplemen MDP

Bagan Desain 3 (4) dengan CTB 300 mm (2020) - Suplemen MDP


Bagan Desain 3 A - MDP 2017


Bagan Desain 3B (1) - Suplemen 2020


Bagan Desain 3B (2) - Suplemen 2020


Bagan Desain 3C (1) - Suplemen 2020

Bagan Desain 3C (2) - Suplemen 2020


Bagan Desain 4 - MDP 2017


Bagan Desain 4A - MDP 2017


Jalan desa atau jalan dengan volume lalu lintas kenderaan niaga rendah seperti dinyatakan di dalam Tabel 4.6. (Perkiraan lalu lintas untuk jalan lalu lintas rendah).

Bagan Desain 5 - MDP 2017



Bagan Desain 6 - MDP 2017


Bagan Desain 7 - MDP 2017







Komentar