Perkembangan AI di Teknik Sipil

Building Information Modeling (BIM)

 

Perkembangan era Industri 4.0 juga memberi dampak pada Industri Konstrusi dan Arsitektur. Hal ini memberi banyak manfaat bagi dunia konstruksi itu sendiri. Pekerjaan pada tahap desain, perencanaan dan perancangan serta analisis data menjadi lebih singkat dan saling terkoneksi satu dengan lainnya. koordinasi menjadi dipermudah dengan bantuan software dan koneksi Internet.

Akan tetapi memang masih memerlukan berbagai dukungan stakeholder terkait. PUPR selaku regulator dan User juga berperan penting untuk mewujudkan dan pengaplikasian BIM di Indonesia. Selain SDM masih terbatas, perangkat yang digunakan serta software masih mahal menjadi tantangan tesendiri. Dukungan dari perguruan tinggi juga penting untuk menyediakan SDM yang handal dalam pengaplikasian BIM itu sendiri. 

Dalam rangka mendukung percepatan proyek strategis nasional di Indonesia sekaligus meningkatkan daya saing infrastruktur Indonesia melalui penerapan teknologi digital dalam konstruksi, maka Kementerian PUPR menelurkan roadmap dalam pelaksanaaan BIM. Adapun tahap awal atau Tahap Adopsi merupakan tonggak yang sangat penting dalam pengimplementasian BIM di organisasi. langkah-langkah adopsi BIM dalam suatu organisasi, khususnya dalam Kementerian PUPR mencakup kepemimpinan, perencanaan, informasi, proses, SDM, dan BIM Execution Plan.

Berikut Peran dan Tanggung Jawab Tim BIM


Perencanaan menjadi salah satu deliverable penting adalah pengembangan program adopsi BIM yang bertujuan untuk mengarahkan dan memandu organisasi dari kondisi eksisting ke kondisi berbasis BIM yang digunakan secara efektif dan inovatif. Hal yang menjadi keluaran aspek perencanaan adalah Visi BIM, Tujuan BIM, Tema penting, Manajemen Perubahan, dan Sumber Daya BIM. Sedangkan, Informasi pada tahap adopsi BIM terkait dengan 1) standar BIM, 2) Quality Assurance BIM, 3) Quality Control BIM, serta 4) Manajemen Informasi BIM. 

Dalam Proses Adopsi BIM disajikan panduan (outline) mengenai apa saja deliverable yang harus dikeluarkan dalam setiap tahapan pelaksanaan BIM pada setiap proyek. Contoh tahapan dan keluaran menurut disiplin struktural adalah persiapan dan konsep desain, desian skematik, detailed engineering design, konstruksi, as-built dan manajemen fasilitas. Selanjutnya, pengembangan kapasitas (capacity building) adalah hal paling penting dalam program adopsi BIM. Hal ini terkait pemetaan kompetensi sumber daya manusianya dan melaksanakan rangkaian training sesuai rencana adopsi dan implementasi BIM. 

BIM Execution Plan (BEP) adalah dokumen pegangan yang disetujui oleh pemilik proyek untuk memandu Tim Proyek mencapai tujuan dan sasaran, termasuk deliverable BIM dalam rentang waktu pelaksanaan proyek. Secara khusus dokumen ini menetapkan peran dan tanggung jawab anggota proyek dalam penggunaan BIM pada setiap tahapan proyek yang berisi hal-hal teknis dan detail terkait deliverable dan prosesnya, yang mana terkait dengan proses pembuatan, koordinasi, distribusi informasi. 

Berikut Output / luaran pada Setiap Tahapan BIM: mulai dari tahap Persiapan dan konsep desain, desain Skematik, Detail Engineering Design (DED), Konstruksi, As-Built dan Manajemen Fasilitas.


Hasil dari program adopsi BIM harus dapat dimonitor secara reguler sehingga aksi korektif dapat dilakukan untuk mengarahkan program agar sesuai dengan rencana dan tujuan semula. Daftar jenis Key Performance Indicators (KPI) yang digunakan adalah capaian implementasi BIM pada tingkat proyek, tingkat organisasi dan tingkat kapabilitas karyawan Panduan BIM Singapura yang dibuat oleh Building Construction Authority (BCA) Singapura merupakan arahan yang menggarisbawahi peran dan tanggungjawab anggota proyek ketika menggunakan BIM pada berbagai tahapan proyek. Tujuannya adalah untuk mengarahkan keluaran atau hasil kerja, proses, serta para personil atau orang-orang yang terlibat dalam implementasi BIM dalam sebuah penyelenggaraan proyek konstruksi. Panduan ini juga digunakan sebagai arahan bagi pengembangan BIM Execution Plan (BEP) yang merupakan kesepakatan antara Pemberi Kerja dengan anggota proyek untuk mewujudkan keberhasilan implementasi suatu proyek BIM. 

Panduan BIM Singapura secara umum terdiri dari spesifikasi BIM serta prosedur BIM Modelling dan Kolaborasi. Versi 1.0 diluncurkan pada bulan Mei 2012 yang dilanjutkan dengan Versi 2.0 yang diperbaharui pada tahun 2013. Panduan BIM Singapura untuk pelaku usaha jasa konstruksi terdiri BIM Essensial Guide untuk Konsultan Arsitektural, Konsultan Sipil dan Struktural, Konsultan MEP dan Kontraktor.



Sumber: 

Panduan Adopsi BIM dalam Organisasi, Tim BIM PUPR, 2018. 

BIM Essential Guide for Structural Consultant, BCA Singapore, 2013

MODUL 1 Kebijakan yang terkait Perencanaan Konstruksi dengan Sistem Teknologi BIM, Pelatihan Perencanaan Konstruksi dengan Sistem Teknologi BIM. Kementrian PUPR, 2018





Komentar