Model Logit

Campuran Aspal dan Agregat


Karakteristik Campuran Aspal dan Agregat



Persyaratan Agregat

Hot Rolled Asphalt

  • jenis campuran bergradasi senjang
  • menggunakan sedikit agregat berukuran sedang (2,36 sampai 10 mm) dan mengandung banyak mortar, campuran agregat halus dengan bitumen serta filler yang dicampur dengan sedikit agregat kasar. 
Sifat :
  1. durabilitas tinggi (tahan cuaca)
  2. Tahan terhadap retak
  3. Memberikan skid resistance yang baik

Hot Rolled Sheet (HRS) atau LATASTON (Lapis Tipis Aspal Beton)

  • Merupakan campuran yang dirancang untuk lapisan penutup dengan kadar aspal yang tinggi agar perkerasan memiliki Gradasi yang digunakan adalah senjang. 
  • Dicampur dalam keadaan panas (hotmix)
  • termasuk dalam lapisan yang tidak memiliki nilai struktural
Sifat :
  1. fleksibilitas tinggi, awet
  2. tahan terhadap kelelahan (fatique).
  3. Kedap air


Asphalt Concrete (AC) atau Laston

  • Lapisan ini mulai dikembangkan di Amerika Serikat, sebagai campuran yang memiliki kekakuan yang tinggi dan perkerasan yang kuat terhadap beban berat 
  • Struktur AC yang lebih kaku dibandingkan HRA dan aspal mastik ini membutuhkan lapisan di bawahnya yang lebih kuat dan stabil
  • Gradasi menerus dan dicampur dalam keadaan panas

Di Indonesia, Aspal beton (Asphalt Concrete atau AC) yang disebut juga dengan Laston (Lapisan Aspal Beton) merupakan lapis permukaan struktural atau lapis pondasi atas. Aspal beton terdiri dari tiga macam lapisan, yaitu Laston Lapis Aus ( Asphalt Concrete-Wearing Course atau AC-WC), Laston Lapis Permukaan Antara (Asphalt Concrete - Binder Course atau AC-BC) dan Laston Lapis Pondasi (Asphalt Concrete- Base atau AC-Base).

Asphalt Concrete – Wearing Course (AC-WC)



Asphalt Concrete -Wearing Course (AC-WC) merupakan lapisan perkerasan yang terletak paling atas dan berfungsi sebagai lapisan aus. Walaupun bersifat non struktural, AC-WC dapat menambah daya tahan perkerasan terhadap penurunan mutu sehingga secara keseluruhan menambah masa pelayanan dari konstruksi perkerasan. AC-WC mempunyai tekstur yang paling halus dibandingkan dengan jenis laston lainnya. 

Asphalt Concrete – Binder Course (AC-BC)



Lapisan ini merupakan lapisan perkerasan yang terletak dibawah lapisan aus (wearing course) dan di atas lapisan pondasi (base course). Lapisan ini tidak berhubungan langsung dengan cuaca, tetapi harus mempunyai ketebalan dan kekauan yang cukup untuk mengurangi tegangan/regangan akibat beban lalu lintas yang akan diteruskan ke lapisan di bawahnya yaitu base dan sub grade (tanah dasar). Karakteristik yang terpenting pada campuran ini adalah stabilitas.

Asphalt Concrete – Base (AC-Base)
Menurut Departemen Pekerjaan Umum (1983) Laston Atas atau lapisan pondasi atas (AC- Base) merupakan pondasi perkerasan yang terdiri dari campuran agregat dan aspal dengan perbandingan tertentu dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas. Lapisan ini terletak di bawah lapis pengikat (AC- BC), perkerasan tersebut tidak berhubungan langsung dengan cuaca, tetapi perlu memiliki stabilitas untuk menahan beban lalu lintas yang disebarkan melalui roda kendaraan. Lapis Pondasi (AC- Base) berfungsi untuk memberi dukungan lapis permukaan, mengurangi regangan dan tegangan, menyebarkan dan meneruskan beban konstruksi jalan di bawahnya (sub grade).

Toleransi tebal untuk tiap lapisan campuran beraspal
1. Latasir tidak lebih dari 2,0 mm
2. Lataston Lapis Aus (HRS-WC) tidak lebih 3,0 mm
3. Lataston Lapis Pondasi (HRS-Base) tidak lebih 3,0 mm
4. Laston Lapis Aus (AC-WC) tidak lebih 3,0 mm
5. Laston Lapis Antara (AC-BC) tidak lebih 4,0 mm
6. Laston Lapis Pondasi (AC-Base) tidak lebih 5,0 mm




LATASIR (Lapis tipis aspal pasir)
terdiri atas aspal dan pasir bergradasi menerus yang dicampur pada suhu minimum 120⁰C dan dipadatkan pada suhu 98 -110⁰C. Fungsinya sebagai lapis penutup, lapis aus dan memberikan permukaan jalan yang tidak licin dan rata. Sifatnya kedap air dan kenyal, non-struktural, cocok untuk lalu lintas ringan sampai sedang dan melapisi permukaan lantai jembatan beton. 



Split Mastic Asphalt (SMA)


Menurut Herman (2001) Split Mastic Asphalt (SMA) adalah salah satu jenis aspal beton campuran panas (hot mix) bergrdasi terbuka, yang terdiri dari campuran:

  • Agregat (split), adalah agregat yang merupakan agregat gradasi kasar dengan ukuran > 2 mmdan dengan fraksi yang besar, yaitu sebesar 75 %.
  • Mastic Asphal (SMA), adalah bahan pengikat yang merupakan campuran antara agregat halus dengan aspal dengan kadar yang relatif tinggi.
  • Bahan tambahan, adalah berupa serat sellulose yang berfungsi menstabilkan aspal (memberikan sifat-sifat aspal minyak).

Sedangkan menurut Suryanto (1997) Split Mastic Asphatl (SMA) adalah suatu sistem perkerasan jalan raya yang memaksimalakan inetraksi dan kontak antara frkasi kasar dalam campuran perkerasan. Fraksi agregat kasar mempunyai nilai stabilitas yang tinggi da tahan terhadap gaya geser dari campuran, sedangkan campuran fraksi halus menjadi mastic untuk menyatukan batuan tersebut. Split Mastic Asphalt (SMA) yang nantinya ditambahkan sellulose akan menjadikan sistem perkerasan jalan raya Heavy Loaded yaitu konstruksi jalan raya yang selalu meneri beban-beban berat.
Split Mastic Asphalt (SMA) mempunyai sifat-sifat diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Mampu melayani laulintas berat dengan stabilitas Marshall > 750 kg, dan Flow Marshall antar 2-4 mm.
  • Tahan terhadap oksidasi, dantebal lapisan film aspal aspal 10 m.
  • Tahan terhadap deformasi permanen pada suhu tinggi, dan nilai stabilitas dinamis adalah > 1.500 lintasan/mm (600C, 4 kg/cm2).
  • Fleksibilitas atau lentur, dengan Marshall Quotient antara 190 – 300 kg/mm (stabilitas flow).
  • Tahan terhadap cuaca panas atau temperatur tinggi, harga titik lembek (aspal + sellulose) dalah > 600 C.
  • Kedap air, dengan rongga udara antara 3-5 %, index perendaman adalah 75% (600C, 48 jam).
  • Aman untuk lalu lintas karena kesat, dengan nilai kekesatan > 0,60.
  • Tingkat keseragaman campurannya tinggi.
Menurut Suryanto (1997) Split Mastic Asphalt (SMA) ukurannya dibedakan menjadi 3 (tiga) type, yaitu:
  • • SMA 0/11 mm adalah digunakan untuk perkerasan jalan raya yang baru.
  • • SMA 0/8 mm adalah digunakan untuk pelapisan ulang (ovelay) pada jalan lama.
  • • SMA 0/5 mm adalah digunakan untuk pemeliharaan dan perbaikan setempat seperti perbaikan deformasi pada jalur roda (rutting), akibat konsentrasi muatan pada satu tempat Whell Tracking.

Kelebihan Split Mastic Asphalt (SMA) adalah sebagai berikut:

  • • Mempunyai permukaan yang kesat dan homogen, sehingga friction lebih tinggi dan aman, terutama untuk lalu lintas luar kota yang mempunyai kecepatan relatif tinggi.
  • • Dengan bahan tambahan serat sellulose akan lebih tahan terhadap bleeding, dan taha terhadap pembebanan dengan lalulintas yang cukup berat.
  • • Akibat kadar aspal yang lebih tinggi maka akan lebih tahan terhadap sinar ultraviolet atau oksidasi, sehingga umur rencana diharapkan lebih lama.
  • • Lebih menguntungkan untuk diterpakan di Indinesia, karena muatan lalulintas pada umumnya cenderung tidak terukur atau tidak terkendali muatannya.
  • • Lebih fleksibel terhadap fatique atau dasar yang kurang mantap.





Komentar